Ramadlan TK :: Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Menurut Hasil Riset Min Ramadlan TK
Gara-gara harga rokok akan dinaikkan oleh Jokowi banyak orang yang saling berdebat masalah rokok.
Saya sendiri di dunia maya dan di dunia nyata juga sering berdebat gara-gara ide jokowi akan menaikkan rokok.
perdebatan saya di internet salah satunya sudah saya posting, silahkan anda lihat di (
Debat Ramadlan, Harga Rokok Dinaikkan, Jokowi CS Yang Diuntungkan). perdebatan ini sebenarnya masih belum selesai, namun saya menyudahinya, karena menurut saya lawan debat saya akal dan pengetahuannya terlalu dangkal, berbicara tanpa melihat fakta dan hanya berdasarkan prasangka saja. kalau berdebat gaya begitu tentu tidak akan ada selesainya, makanya saya sudahi saja, karena hanya buang-buang energi bicara dengan orang macam begitu.
Karena ternyata masih sangat banyak orang yang berfikir kurang luas dan hanya berdasarkan sangkaan dan kabar yang masih sangat perlu dipertanyakan kebenarannya, maka saya mencari informasi yang lebih banyak lagi mengenai rokok. dan akhirnya saya menemukan tulisan yang sangat mengejutkan, yaitu ternyata rokok tidak seperti yang dibayangkan masyarakat awam pada umumnya.
Oke, biar tidak lama-lama ini saya akan bagikan tulisan yang menjelaskan manfaat rokok bagi kesehatan dan blog sebelah.
10 Manfaat Rokok Bagi Kesehatan Manusia
Artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda mengisap asap tembakau.
Tetapi adalah hak anda untuk percaya atau tidak bahwa nikotin dan zat-zat lain yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai kegunaan.
Rokok dan Kretek itu beda. Rokok hanya dari tembakau sedangkan kretek adalah resep leluhur dari racikan jamu yang dibakar untuk kemudian dihisap. Itu sebabnya, para leluhur zaman dulu jika batuk menghisap rokok yang berfungsi untuk meredakan batuk mirip in-healer pada masa kini.
Lagi pula dari jutaan perokok dan perokok pasif, kenapa yang terkena efeknya hanya kurang dari 2% saja? Itupun kebanyakan akibat dari rokok, dan bukan dari kretek. Banyak ilmuwan menyimpulkan bahwa penyakit termasuk kanker yang tadinya disimpulkan akibat efek perokok pasif, sebenarnya adalah akibat polusi udara secara global dan juga lemahnya kekebalan pada individu korban.
Anda pasti terkaget-kaget ketika membaca judul artikel ini. Sama seperti terkejutnya saya ketika pertama kali membaca dari sumbernya, Forces The Evidence Therapeutic Effects Of Smoking http://www.forces.org/evidence/evid/therap.htm (back-up link lain) (back-up link PDF).
Kita sadar informasi negatif tentang rokok dan kebiasaan merokok dijejalkan kepada kita sudah sejak lama. Sebagian besar menghubung-hubungkan dampak buruk asap rokok dan zat-zat yang terkandung di dalamnya terhadap kesehatan tubuh manusia.
Informasi tersebut diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai kebenaran mutlak yang tidak perlu diperdebatkan.
Sama persis pada masa lalu. Dulu, racun bisa ular sangat mematikan, tapi kini dapat digunakan untuk serum bahkan penyembuhan. Dulu, racun lebah sangat menyakitkan dan juga mematikan, tapi kini dapat sebagai penyembuh penyakit. Dulu cannabis (ganja) sangat dilarang, tapi kini dapat menjadi obat kanker.
Yang banyak dilupa oleh orang awam ialah, pertama, semua itu adalah ALAMI alias alam yang membuatnya ada, bukan kimia. Tapi apa yang terjadi? Masyarakat awam lebih mempercayai hasil kimiawi dibandingkan dengan yang alami.
Kedua, adanya racun yang masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan manjadikannya stimultan imunisasi pada tubuh manusia. Artinya, jika tubuh manusia diberikan racun atau zat yang merugikan tubuh, maka imunisasi manusia justru meningkat akibat melakukan perlawanan, maka manusia bisa lebih kebal.
Hal sederhana itu juga terjadi pada lingkungan kita, misalkan ada anak yang sangat sering dan suka bermain hujan-hujanan, ternyata anak itu jauh lebih kebal atau imune terhadap penyakit flu dan tak mudah sakit, dibanding dengan anak yang dimanja dan tak pernah bermain hujan-hujanan selama hidupnya. Tapi, memang itulah kenyataannya.
Smoking can damage every part of the body (wikipedia).
Informasi mengenai dampak buruk dan tak ada untungnya terhadap tembakau atau rokok selama hidup manusia memang diterima oleh masyarakat luas yang awam mengenai riset dan penelitian sebagai kebenaran mutlak.
Namun tidak demikian dengan para ilmuwan. Sesuai dengan bidang ilmunya, mereka mengadakan penelitian seputar dampak rokok dan merokok bagi kesehatan dengan berangkat dari dasar pemikiran yang netral.
Mereka mencoba menggali adakah manfaat zat-zat yang terdapat di dalam sebatang rokok untuk kesehatan manusia, yang selama ini sudah diberi stigma negatif secara luas.
Berikut beberapa riset yang menguak manfaat rokok bagi kesehatan manusia. Saya bukan seorang dokter atau peneliti bidang kesehatan, jadi pembahasan ilmiah tentang isi warta ini bisa diperdebatkan oleh para pakar sendiri.
1. Merokok Mengurangi Resiko Parkinson
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa merokok melawan penyakit Parkinson. Sebuah penelitian terbaru menambah kuat bukti sebelumnya yang melaporkan bahwa merokok dapat melindungi manusia dari penyakit Parkinson.
Secara khusus, penelitian baru tersebut menunjukkan hubungan temporal antara kebiasaan merokok dan berkurangnya risiko penyakit Parkinson. Artinya, efek perlindungan terhadap Parkinson berkurang setelah perokok menghentikan kebiasaan merokoknya. (sumber: Smoking lowers Parkinson’s disease risk http://www.data-yard.net/10v2/parkinson.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
Studi lain mengenai pengaruh positif merokok terhadap Parkinson Desease (PD) adalah sebuah penelitian terhadap 113 pasangan kembar laki-laki. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr Tanner terus melihat perbedaan yang signifikan ketika dosis dihitung sampai 10 atau 20 tahun sebelum diagnosis.
Mereka menyimpulkan bahwa temuan ini menyangkal pernyataan bahwa orang yang merokok cenderung memiliki PD. (sumber: Smoking and Parkinson’s disease in twins http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11865136 (back-up link lain) (back-up link PDF)). Selain itu, masih banyak penelitian yang lainnya mengenai kebiasaan merokok yang berguna melawan Parkinson.
2. Perokok lebih kuat dan cepat sembuh dari Serangan Jantung dan Stroke
Penelitian besar menunjukkan manfaat lain merokok, yakni manfaat terhadap restenosis atau penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah menjadi terbatas, seperti pembuluh darah ke jantung (cardiovaskular disease) atau ke otak (stroke). Perokok memiliki kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup dan penyembuhan yang lebih cepat. (sumber: Impact of Smoking on Clinical and Angiographic Restenosis After Percutaneous Coronary Intervention http://www.data-yard.net/34/circulation_2001_104_773.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
Penelitian lain menyebutkan karbon monoksida dapat mengurangi Serangan Jantung (Myocardial infarction) dan Stroke. Karbon monoksida merupakan produk sampingan dari asap tembakau. Sebuah laporan menunjukkan tingkat sangat rendah dari karbon monoksida dapat membantu para korban serangan jantung dan stroke.
Karbon monoksida menghambat pembekuan darah, sehingga melarutkan gumpalan berbahaya di pembuluh arteri. Para peneliti memfokuskan pada kemiripan yang dekat antara karbon monoksida dengan oksida nitrat yang menjaga pembuluh darah tetap melebar dan mencegah penumpukan sel darah putih.
Baru-baru ini oksida nitrat telah ditingkatkan statusnya dari polutan udara biasa menjadi penghubung fisiologis terpenting kedua secara internal. Oleh karena itu tidak akan mengherankan kalau karbon monoksida secara paradoks dapat menyelamatkan paru-paru dari cedera akibat penyumbatan pembuluh darah ke jantung (cardiovascular blockage). (sumber: The Carbon Monoxide Paradox http://www.data-yard.net/10b/cm.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
3. Merokok mengurangi resiko penyakit “Susut Gusi” (Gingival recession) yang parah
Dulu disebutkan bahwa tembakau adalah akar semua permasalahan penyakit gigi dan mulut. Padahal sebuah studi telah menunjukkan bahwa sebenarnya perokok berisiko lebih rendah terhadap penyakit gusi seperti susut gusi atau Gingival recession. (sumber: Smoking Does Not Increase Risk Of Receding Gums http://www.data-yard.net/10o/gums.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
4. Merokok mencegah Asma dan penyakit karena Alergi lainnya
Sebuah studi dari dua generasi penduduk Swedia menunjukkan dalam analisis multi variasi, beberapa anak dari para ibu yang merokok sedikitnya 15 batang sehari, cenderung memiliki peluang yang lebih rendah untuk menderita alergi rhino-conjunctivitis, allergic conjunctivitis (alergi pada membran mata), alergi asma, eksim atopik dan alergi makanan, dibandingkan dengan anak-anak dari para ibu yang tidak pernah merokok.
Penelitian sebelumnya telah memberikan hasil yang bertentangan mengenai dampak paparan asap tembakau pada sensibilization atopik.
Sebuah studi cross-sectional dari kebiasaan perokok dan mantan perokok dalam kaitannya dengan gangguan atopik dari data pada 6909 orang dewasa muda dan setengah baya (16-49 tahun) dan 4472 anak-anak (3-15 tahun) dari Swedish Survey of Living Conditions tahun 1996-97.
Hasil: Prevalensi asma alergi dan alergi rhino-konjungtivitis menurun, secara dosis-respons / dose-response manner (masing-masing P=0,03 dan P=0,004), dengan peningkatan paparan asap tembakau dalam penelitian pada populasi dewasa.
Anak-anak dari ayah yang merokok sedikitnya 15 batang rokok sehari memiliki kecenderungan yang sama. (sumber: Does tobacco smoke prevent atopic disorders? A study of two generations of Swedish residents http://www.data-yard.net/30/asthma.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
5. Nikotin membunuh kuman penyebab Tuberculosis (TB)
Suatu hari, Nikotin mungkin menjadi alternatif yang mengejutkan sebagai obat Tubercolosis atau TBC yang susah diobati, kata seorang peneliti dari University of Central Florida (UCF).
Senyawa ini menghentikan pertumbuhan kuman TBC dalam sebuah tes laboratorium, bahkan bila digunakan dalam jumlah kecil saja, kata Saleh Naser, seorang profesor mikrobiologi dan biologi molekuler di UCF. Kebanyakan ilmuwan setuju bahwa nikotin adalah zat yang menyebabkan orang menjadi kecanduan rokok. (sumber: Shocker: ‘Villain’ nicotine slays TB http://www.data-yard.net/10c/nicotine.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
6. Merokok mencegah Kanker Kulit yang langka
Seorang peneliti pada National Cancer Institute berpendapat bahwa merokok dapat mencegah pengembangan kanker kulit yang menimpa terutama orang tua di Mediterania, wilayah Italia Selatan, Yunani dan Israel.
Bukan berarti merokok disarankan untuk populasi itu, kata Dr James Goedert, namun yang penting adalah merokok tembakau dapat membantu untuk mencegah kanker yang langka bentuk. Dan ini adalah sebuah pengakuan dari peneliti di National Cancer Institute bahwa ada manfaat dari rokok.
Goedert yang bergabung di American Association for Cancer Research (AACR) mengatakan bahwa ia tetap tidak akan merekomendasikan merokok, bahkan kepada anggota populasi yang telah diteliti.
“Studi ini menunjukkan merokok menghasilkan risiko lebih rendah penderita penyakit langka yang jarang dan berakibat fatal,” katanya ringkas. (sumber: Smoking Cuts Risk of Rare Cancer http://www.data-yard.net/10b/kaposi.htm (back-up link lain tidak ditemukan)).
Literatur yang mendekati: Dr. James Goedert, Risk factors for classical Kaposi sarcoma in a population-based case-control study in Sicily (back-up link PDF)
Artikel: Does Smoking Reduce Kaposi’s Sarcoma Risk? (link PDF)
7. Merokok mengurangi resiko terkena Kanker Payudara
Sebuah penelitian baru dalam jurnal dari National Cancer Institute (20 Mei 1998) melaporkan bahwa pembawa mutasi gen tertentu (yang cenderung sebagai pembawa kanker payudara).
Jika seorang wanita merokok hingga 4 pak tahun, pengurangan adalah 35 persen, untuk 4 pak atau lebih per tahun, pengurangan adalah 54 persen“, ujar Jean-Sebastien Brunet, pemimpin studi yang telah dipublikasikan pada Journal of the National Cancer Institute.
Yang merokok selama lebih dari 20 pak per tahun (yaitu, jumlah pak per hari dikalikan dengan jumlah lamanya tahun merokok) menurut statistik ternyata mengalami penurunan signifikan sebesar 54 persen dalam insiden kanker payudara bila dibandingkan dengan pembawa yang tidak pernah merokok. Salah satu kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa penurunan insiden melebihi ambang 50 persen. (sumber: Cigarettes May Have an Up Side http://www.forces.org/evidence/files/brea.htm (back-up link lain (PDF)) (back-up link PDF)).
8. Nitrat Oksida dalam Nikotin mengurangi Radang Usus Besar
Nikotin mengurangi aktivitas otot melingkar, terutama melalui pelepasan nitrat oksida, dalam kasus ulcerative colitis (UC) atau radang usus. Temuan ini dapat menjelaskan beberapa terapi manfaat dari nikotin (dan merokok) terhadap UC dan dapat menjelaskan mengenai disfungsi penggerak kolon pada penyakit aktif. (sumber: Nitric oxide mediates a therapeutic effect of nicotine in ulcerative colitis http://www.data-yard.net/22/ncbi.htm (back-up link lain) (back-up link PDF)).
9. Efek transdermal nikotin pada kinerja kognitif (berpikir) penderita Down Syndrome
Sebuah penelitian mengenai pengaruh rangsangan nikotin-agonis dengan 5 mg jaringan kulit implan lebih baik bahkan jika dibandingkan dengan plasebo (obat kontrol), pada kinerja kognitif pada lima orang dewasa dengan gangguan kinerja kognitif (berfikir).
Perbaikan kemungkinan berhubungan dengan perhatian dan pengolahan informasi yang terlihat pada pasien Down Syndrom dibandingkan dengan kontrol kesehatan lainnya. (sumber: Effects of transdermal nicotine on cognitive performance in Down’s syndrome http://www.data-yard.net/13/tlj.htm (back-up link lain (PDF)) atau (back-up link lain (PDF))
Down syndrome adalah penyakit yang disebabkan adanya kelainan pada kromosom 21 pada pita q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental anak ini pertama kali dikenal pada tahun 1866 oleh Dr.John Longdon Down.
10. Merokok baik bagi ibu hamil untuk mencegah Hipertensi di masa kehamilan dan penularan ibu-anak infeksi Helicobacter pylori
Konsentrasi urin cotinine (tembakau yang bermetabolis di dalam tubuh) mengkonfirmasi berkurangnya risiko Preeklamsia dengan paparan tembakau Eksposur. Pre-eklamsia adalah kondisi medis di mana hipertensi muncul dalam kehamilan (kehamilan dengan hipertensi) yang bekerjasama dengan sejumlah besar protein dalam urin.
Pre-eklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin (proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema).
Pre-eklampsia dialami oleh ibu yang sedang hamil, terutama para ibu muda yang baru pertama kali hamil. Penyebab pasti pre-eklampsia belum diketahui, sehingga masih sulit untuk dicegah kemunculannya.
Jika pre-eklampsia bertambah parah pada masa kehamilan, maka akan menyebabkan eklampsia yang dapat berujung pada kematian. Studi ini, meskipun kecil, menunjukkan salah satu manfaat dari merokok selama kehamilan.
“Temuan ini, diperoleh dengan menggunakan uji laboratorium, mengkonfirmasi penurunan risiko preeklamsia berkembang dengan paparan tembakau (Am J Obstet Gynecol 1999;. 181:1192-6.). (sumber: Urinary cotinine concentration confirms the reduced risk of preeclampsia with tobacco exposure) http://www.data-yard.net/2/13/ajog.htm (back-up link lain) (back-up link PDF),
Sebuah penelitian lain menemukan hubungan terbalik yang kuat antara ibu yang merokok dan infeksi Helicobacter pylori di antara anak-anak prasekolah, di mana ditunjukkan kemungkinan bahwa penularan ibu-anak berupa infeksi mungkin kurang efisien jika ibu merokok.
Untuk mengevaluasi hipotesis ini lebih lanjut, dilakukan studi berbasis populasi di mana infeksi H. pylori diukur dengan 13C-urea breath test (tes kandungan urea pada nafas) dalam 947 anak-anak prasekolah dan ibu-ibu mereka.
Kami memperoleh informasi rinci tentang faktor-faktor risiko potensial untuk infeksi, termasuk ibu merokok, dengan menggunakan kuesioner standar.
Secara keseluruhan, 9,8% (93 dari 947) dari anak-anak dan 34,7% (329 dari 947) dari ibu-ibu telah terinfeksi. Prevalensi (rasio jumlah kejadian penyakit dengan unit pada populasi beresiko) infeksi jauh lebih rendah di antara anak-anak dari ibu yang tidak terinfeksi (1,9%) dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang terinfeksi (24,7%).
Ada hubungan terbalik yang kuat infeksi anak-anak dengan ibu yang merokok (odds ratio atau penyimpangan disesuaikan = 0,24; interval kepercayaan 95% = 0,12-0,49) di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi, tetapi tidak di antara anak-anak dari ibu yang terinfeksi. Hasil ini mendukung hipotesis dari peran utama untuk penularan ibu-anak berupa infeksi H. pylori, yang mungkin menjadi kurang efisien jika si ibu merokok. (sumber: Forces The Evidence Smoking, Pregnancy, And Reproduction http://www.forces.org/evidence/evid/preg.htm)
Riset-Riset Yang Tak Pernah Dipublikasikan Secara Luas
Barangkali anda mencurigai bahwa riset-riset yang telah disebutkan diatas tersebut didanai oleh perusahaan rokok.
Tapi riset-riset ini ternyata justru tidak pernah dipublikasikan secara meluas, kalau memang bertujuan mendukung promosi rokok.
Sedangkan informasi ilmiah mengenai bahaya merokok sudah kita ketahui sangat dominan dipublikasikan.
Sebetulnya apapun itu tetap mempunyai dua sisi yang berbeda, dan propaganda anti-rokok inilah yang juga perlu dicurigai sebagai upaya mendongkrak penjualan obat-obatan dari perusahaan farmasi.
Demikianlah artikel yang menguak temuan-temuan para peneliti dan ilmuwan tentang rokok dalam sisi yang berbeda dari sekian banyak artikel yang dominan.
Namun sekali lagi untuk sedekar mengingatkan, bahwa artikel ini tentu tidak bermaksud mengajak anda untuk mulai merokok atau meneruskan kebiasaan anda mengisap asap tembakau.
Tetapi adalah hak anda untuk percaya atau tidak bahwa nikotin dan zat-zat lain yang juga berasal dari alam dan berada di dalam rokok juga mempunyai kegunaan. Wallahua’lam. (©2004 IndoCropCircles.com)
Tulisan ini bersumber dari (
https://indocropcircles.wordpress.com/2014/06/30/10-manfaat-rokok-bagi-kesehatan-manusia/ ) dan saya sarankan anda membaca langsung disana, karena disana lebih lengkap, dan ada banyak gambar-gambar yang mendukung pendapat ini disana.
Dan sekian dari saya. semoga tulisan ini menambah wawasan kita bersama. dan bagi yang tidak menyukai rokok saya sarankan agar berfikir itu bukanlah berlandaskan kebencian, akan tetapi berlandaskan kesadaran, fakta dan ilmiah saja.